DISUSUN OLEH :
NAMA : KHAIRUNNISA
NIM :
1209-12-06751
PRODI / KELAS : PAI / F
SEMESTER : III (TIGA)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
(STAI) AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
TAHUN
2013
KATA
PENGANTAR
Dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT,
atas limpahan rahmat,taufik serta hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan Makalah dengan judul “Format Pendidikan Islam Masa Depan” dengan
baik dan lancar.
Makalah
ini ditulis dan disusun sedemikian rupa sehingga para pembaca dapat dengan
mudah memahami dan mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan Format Pendidikan
Islam Masa Depan.
Terima
kasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada seluruh dosen STAI Auliaurrasyidin
Tembilahan dan semua pihak yang telah sudi membantu (baik materi maupun
pikiran) dalam penyusunan makalah ini. Walaupun penyusunan makalah ini
diusahakan secara maksimal namun adanya kekurangan tetap tidak dapat
dihindarkan. Untuk itu penulis mengharapkan saran yang dapat dijadikan acuan
untuk perbaikan makalah ini dari pembaca yang budiman.
Dan
harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Tembilahan, Nopember 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
Hlm
KATA PENGANTAR................................... i
DAFTAR ISI....................................... ii
BAB
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................ 1
B.
Pemasalahan................................... 2
C.
Tujuan........................................ 3
BAB
II. PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendidikan......................... 4
B.
Pengertian Pendidikan Islam................... 5
C. Macam-macam
Ruang Lingkup Pendidikan.......... 7
D. Perencanaan
Pendidikan........................ 8
E. Format Pendidikan Islam Masa Depan............ 9
F.
Strategi Pengembangan
Pendidikan Islam........ 11
BAB
III. PENUTUP
A.
Kesimpulan.................................... 15
B.
Saran......................................... 16
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menjadi semakin disadari
bahwa pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam usaha mengangkat
derajat kehidupan warga masyarakat dan derajat bangsa. Terlebih-lebih bila
diakui bahwa usaha pembangunan adalah pembangunan manusia seutuhnya, menuju
kesejahteraan lahir dan batin individu dan masyarakat.
Tatkala masyarakat sendiri
yang menyelenggarakan pendidikan, tatkala itulah pendidikan sekedar dipandang
sebagai peristiwa sosial. Hanya karena bertambahnya tuntutan, bertambahnya
kompleksitas kehidupaan, pendidikan yang dilaksanakan masyarakat sendiri tanpa
adanya intervensi dari pemerintah umumnya tidak memadai. Itulah sebabnya
pengurusan masalah-masalah pendidikan dibutuhkan intervensi dari pemerintah.
Pendidikan ideal untuk generasi masa depan Indonesia harus berpijak pada
pengembangan keutuhan seseorang peserta didik agar muncul self-realisationnya
dengan baik. Sebagai sebuah proses pembangunan kualitas kemanusiaan,
pencerdasan sejati, dan pembentukan manusia seutuhnya, pendidikan harus
diarahkan untuk meningkatkan martabat manusia. Martabat tertinggi manusia yang
mungkin dicapai melalui pendidikan adalah taqwa. Oleh karena itu tujuan
pendidikan dalam islam adalah terbentuknya individu muttaqin. Tanpa pendidikan
yang integrative yang mencakup seluruh dimensi manusia mustahil tujuan
terbentuknya individu muttaqin tercapai. Dengan demikian, pendidikan seharunya
mengajarkan kemampuan berfikir, bukan semata-mata mengisi pikiran, membentuk
manusia terampil berfikir saintifik dan filosofis (kritis), mengembangkan
kecerdasan religious dan spiritualnya, dan secara terus menerus melakukan
pencerahan kalbunya sehingga ia sebagai manusia mampu merealisasikan amanah
ibadah dan amanah risalah yang menjadi tanggungjawab kemanusiaannya. Dengan
demikian ia akan menjadi orang yang terbaik, yang manfaat kebaikannya dapat dirasakan
oleh manusia lain sebanyak-banyaknya. sebaik baik manusia adalah yang paling
bermanfaat bagi orang lain (HR al-QadhaI dari Jabir).
Pendidikan akhlak adalah bidang pendidikan yang terpenting dalam perspektif
pendidikan Islam. Karena akhlak itu adalah kepribadian, maka paradigma
pendidikannya sangat berbeda bila dibandingkan dengan pendidikan bidang-bidang
pengetahuan dan keterampilan. Pendekatannya adalah pendekatan untuk pendidikan
kepribadian.
B.
Permasalahan
Adapun permasalahan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah:
1.
Apa pengertian pendidikan?
2.
Apa pengertian Pendidikan
Islam?
3.
Macam-macam ruang lingkup
pendidikan?
4.
Apa yang dimaksud
Perencanaan Pendidikan?
5.
Bagaimana format pendidikan
Islam masa depan?
6. Bagaimana Strategi Pengembangan
Pendidikan Islam?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui Pengertian Pendidikan, Pengertian Pendidikan Islam, Macam-macam Ruang Lingkup Pendidikan, Perencanaan Pendidikan, Format
Pendidikan Islam Masa Depan dan Strategi Pengembangan pendidikan Islam.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pendidikan
Sebelum
kita tinjau lebih lanjut apa yang dimaksud dengan pendidikan, terlebih dahulu
perlu kiranya diterangkan dua istilah yang hampir sama bentuknya, yaitu paedagogie dan paedagogiek. Paedagogie artinya
pendidikan, sedangkan paedagogiek berarti
ilmu pendidikan.[1]
Secara umum
pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. Melalui pendidikan
manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sempurna sehingga ia dapat
melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan dapat mengubah manusia dari tidak tahu
menjadi tahu. Dari tidak baik menjadi baik. Pendidikan mengubah semuanya.[2] Atau dengan kata lain pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan
sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan
rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat.[3] Jadi, yang kita tuju dengan pendidikan kita ialah kedewasaan. Orang
yang dewasa itu benar-benar mengetahui siapa dirinya dan apa yang diperbuat,
baikkah atau burukkah itu. Jadi, menjadi
dewasa dan kedewasaan itu mempunyai arti kesusilaan juga. Ia mau
mempertanggungjawabkan keadaannya dan segala perbuatannya. Ia secara morel
telah menyesuaikan diri (mengidentifikasikan diri) dengan norma-norma
kesusilaan.
B.
Pengertian Pendidikan Islam
Para ahli pendidikan islam telah
mencoba memformutasi pengertian pendidikan Islam, di antara batasan yang sangat
variatif tersebut adalah :
1.
Al-Syaibany mengemukakan bahwa pendidikan agama islam
adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan
pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara
pendidikan dan pengajaran sebagai sesuatu aktivitas asasi dan profesi di antara
sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.
2.
Muhammad fadhil al-Jamaly mendefenisikan pendidikan Islam
sebagai upaya pengembangan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih
dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia.
Dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik yang
lebih sempurnah, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan maupun
perbuatanya.
3.
Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan islam adalah
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama
(insan kamil)
4.
Ahmad Tafsir mendefenisikan pendidikan islam sebagai
bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal
sesuai dengan ajaran Islam (Tafsir, 2005 : 45) [4]
Adapun pengertian lain pendidikan
agama islam secara alamiah adalah manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam
kandungan sampai meninggal, mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula
kejadian alam semesta ini diciptakan Tuhan melalui proses setingkat demi
setingkat, pola perkembangan manusia dan kejadian alam semesta yang berproses
demikian adalah berlangsung di atas hukum alam yang ditetapkan oleh Allah
sebagai “sunnatullah”
Pendidikan sebagai usaha membina dan
mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmani juga harus
berlangsung secara bertahap oleh karena suatu kematangan yang bertitik akhir
pada optimalisasi perkembangan dan pertumbuhan dapat tercapai bilamana
berlangsung melalui proses demi proses ke arah tujuan akhir perkembangan atau
pertumbuhannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar atau kegiatan yang disengaja dilakukan untuk membimbing sekaligus mengarahkan anak didik menuju terbentuknya pribadi yang utama (insan kamil) berdasarkan nilai-nilai etika islam dengan tetap memelihara hubungan baik terhadap Allah Swt (HablumminAllah) sesama manusia (hablumminannas), dirinya sendiri dan alam sekitarnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar atau kegiatan yang disengaja dilakukan untuk membimbing sekaligus mengarahkan anak didik menuju terbentuknya pribadi yang utama (insan kamil) berdasarkan nilai-nilai etika islam dengan tetap memelihara hubungan baik terhadap Allah Swt (HablumminAllah) sesama manusia (hablumminannas), dirinya sendiri dan alam sekitarnya.
C.
Macam-macam Ruang Lingkup
Pendidikan
1. Pendidikan
Pribadi
Pendidikan pribadi merupakan landasan atau moral
utama dalam pembinaan terhadap pendidikan keluarga, lembaga dan masyarakat.
Seperti firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 44 yang artinya:“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan)
kebaikan sedangkan kamu melupakan kewajiban dirimu sendiri…”.[5]
Rasulullah
menyarankan untuk memulai segala sesuatu yang baik dari diri sendiri terlebih
dahulu. “Mulailah dari dirimu sendiri”.[6]
Dalam
hal pendidikan pribadi ini kita harus berupaya dan melatih diri untuk
meneladani perilaku Rasulullah. Mewujudkan hal itu bukanlah suatu hal yang
mudah, karena ini suatu proses tentu saja memerlukan waktu yang cukup lama
bahkan bisa jadi seumur hidup kita. Tapi
bagaimana kita harus berupaya untuk mewujudkannya.
2.
Pendidikan Keluarga
Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat. Baik tidaknya suatu masyarakat ditentukan
oleh baik tidaknya keadaan keluarga umumnya pada masyarakat tersebut. Oleh
karena itu apabila kita menghendaki terwujudnya suatu masyarakat yang baik,
tertib dan diridhai Allah, mulailah dari keluarga.
3. Pendidikan
Lembaga
Pendidikan
lembaga di sini maksudnya adalah pendidikan yang diselenggarakan atau yang
berlangsung di suatu lembaga; misalnya di sekolah, madrasah dan perguruan
tinggi.
4. Pendidikan
Masyarakat
Pendidikan
masyarakat identik dengan dakwah. Masyarakatlah subjek dan sekaligus objek
dakwah. Mendidik masyarakat berarti berdakwah. Begitu sebaliknya, berarti
membina, mengarahkan, menasihati, serta menjadikan masyarakat agar baik atau
lebih baik keadaannya.[7]
D.
Perencanaan Pendidikan
Perencanaan pendidikan dalam arti
seluas-luasnya, adalah penggunaan analisa yang bersifat rasional dan sistematis
terhadap proses pengembangan pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan
pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien dalam menanggapi kebutuhan dan
tujuan murid-murid dan masyarakat.
Dewasa ini
perencanaan pendidikan telah berkembang menjadi “disiplin” atau “cabang ilmu
pengetahuan”, yang baru. Perencanaan pendidikan itu dipandang dari sudut
ideologi berbeda-beda. Sedangkan dipandang dari sudut metodologi bersifat
fleksibel, artinya dapat disesuaikan dengan sistem sosial dan taraf
perkembangan yang berbeda-beda dari berbagai masyarakat. Konsep-konsep dan
prinsip perencanaan pendidikan itu bersifat universal, applicable untuk setiap
masyarakat, hanyalah penetapannya tergantung pada keadaan. Dengan menggunakan
status pendidikan yang ada, perencanaan mengarahkan ke status di masa depan.
Inilah aspek dinamik perencanaan pendidikan. Perencanaan pendidikan itu
merupakan suatu momen dalam keseluruhan proses management pendidikan.
Perencanaan pendidikan itu menolong kita untuk mencapai hasil-hasil yang besar
meskipun dengan sumber-sumber yang terbatas.
Ada
empat persoalan yang dibahas oleh perencanaan pendidikan yaitu:
1. Tujuan,
apakah yang dicapai dengan perencanaan itu,
2. Status
sistem pendidikan yang ada, bagaimanakah keadaan yang ada sekarang,
3.
Kemungkinan-kemungkinan pilihan, Kemungkinan-kemungkinan apakah yang ada
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan itu, dan
E.
Format Pendidikan Islam
Masa Depan
Satu-satunya cara yang
harus dilakukan untuk keluar dari krisis pendidikan adalah mengembalikan proses
pendidikan kepada konsepsi pendidikan Islam yang benar. Secara paradigmatis,
aqidah Islam harus dijadikan sebagai penentu arah dan tujuan pendidikan,
penyusunan kurikulum dan standar nilai ilmu pengetahuan serta proses belajar
mengajar, termasuk penentuan kualifikasi guru serta budaya sekolah yang akan
dikembangkan. Paradigma baru yang berasaskan pada aqidah Islam ini harus
berlangsung secara berkesinambungan pada seluruh jenjang pendidikan yang ada,
mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi.
Selain itu, harus dilakukan pula
solusi strategis dengan menggagas suatu format
pendidikan alternatif yang bersendikan pada dua cara yang lebih bersifat
fungsional, yakni:
1.
Pertama,
Membangun lembaga pendidikan unggulan dengan semua komponen berbasis Islam,
yaitu:
a)
kurikulum yang paradigmatik,
b)
guru yang amanah dan kafaah,
c)
proses belajar mengajar secara Islami, dan
d)
lingkungan dan budaya sekolah yang optimal.
Dengan melakukan optimasi proses belajar
mengajar serta melakukan upaya meminimasi pengaruh-pengaruh negatif yang ada
dan pada saat yang sama meningkatkan pengaruh positif pada anak didik,
diharapkan pengaruh yang diberikan pada pribadi anak didik adalah positif
sejalan dengan arahan Islam.
2.
Kedua,
Membuka lebar ruang interaksi dengan keluarga dan masyarakat agar dapat
berperan optimal dalam menunjang proses pendidikan. Sinergi pengaruh positif
dari faktor pendidikan sekolah – keluarga – masyarakat inilah yang akan
menjadikan pribadi anak didik yang utuh sesuai dengan kehendak Islam.
Dari paparan di atas, maka
implemetasinya adalah dengan mewujudkan lembaga pendidikan Islam unggulan
secara terpadu dalam bentuk Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT), Sekolah
Dasar Islam Terpadu (SDIT), Sekolah Menengah Islam Terpadu (SMPIT), Sekolah Menengah
Umum Terpadu (SMUIT), dan Perguruan Tinggi Islam Terpadu.
F.
Strategi
Pengembangan Pendidikan Islam
Pembangunan Nasional
kita yang berhakekat bersasaran jangka panjang untuk membangun manusia
Indonesia seutuhnya dan membangun seluruh masyarakat Indonesia adalah strategi
pembangunan yang bersifat integralistik kolosal, meliputi segala bidang
kehidupan bangsa, termasuk kehidupan beragama.
Bersumber dari
Alqur’an, jika kita pelajari secara mendalam maka dapat kita temukan perintah
atau ajakan Allah untuk berpikir secara kritis, analitis, dan sintesis tentang
ciptaan Allah, adalah suatu bukti bahwa Alqur’an secara nyata memberikan
dorongan kepada manusia agar menganalisis dan mengembangkan ilmu dan teknologi.
Pendidikan islam yang
tugas pokoknya menelaah dan menganalisis serta mengembangkan pemikiran,
informasi, dan fakta-fakta kependidikan yang sebangun dengan nilai-nilai ajaran
islam harus mampu mengetengahkan perencanaan program-program dan
kegiatan-kegiatan operasional kependidikan terutama yang berkaitan dengan
pengembangan dan pemanfaatan iptek modern dalam bidang kehidupan sosial dan
keagamaan umat. Strategi pendidikan islam dalam menghadapi tantangan
modernisasi berkat kemajuan iptek itu mencakup ruang lingkup sebagai berikut:
1.
Motivasi
kreativitas anak didik ke arah pembangunan iptek, dimana nilai-nilai islami
menjadi sumber acuannya
2.
Mendidik
ketrampilan memanfaatkan produk iptek bagi kesejahteraan hidup umat manusia
pada umumnya dan umat islam pada khususnya
3.
Menciptakan
jalinan yang kuat antara ajaran agama dan iptek
4.
Menanamkan
sikap dan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa depan umat manusia melalui
kemampuan menginterpretasikan ajaran agama dari sumber-sumbernya dengan masa
depan kehidupan manusia
Pendidikan agama Islam sebagai salah
satu pendukung utama pendidikan nasional dalam rangka meningkatkan kualitas
manusia Indonesia, memberi warna bagi peningkatan iman dan takwa (Imtak) dalam
upaya mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dewasa ini.
Keseimbangan antara kemajuan iptek dan imtak diharapkan menghasilkan
cendekiawan muslim yang memiliki rasa tanggung jawab dunia dan akhirat.
Kemajuan iptek yang dilepaskan dari dimensi agama ataupun sebaliknya,
berkecendrungan pada apa yang disinyalir oleh Einstein dalam ucapannya yang
termasyhur: science without religion is blind, religion without science is lame
(ilmu tanpa agama itu buta, sedangkan agama tanpa ilmu akan menjadi lumpuh).
Pendidikan agama Islam mengandung
arti yang luas, karena tidak hanya menyangkut pendidikan dalam arti
pengetahuan, namun juga pendidikan dalam arti kepribadian. Pendidikan dalam
arti pengetahuan tidak akan ada artinya kalau tidak melibatkan pendidikan
kepribadian, karena pendidikan agama tidak cukup diukur pada ranah kognetif
semata, namun juga melibatkan ranah afektif dan psikomotorik. Pendidikan Agama
Islam justru diharapkan mampu merasuk ke dalam penghayatan, sehingga sikap dan
tingkah laku sipenganut agama akan sejalan dengan pengetahuan keagamaan yang
dimilikinya.
Pendidikan kita dalam era reformasi
menghadapi dua tuntutan sekaligus. Pertama, tuntutan masyarakat terhadap mutu
pendidikan kita yang rendah, dan kedua belum relevannya pendidikan dengan
tuntutan perkembangan masyarakat. Sejalan dengan itu pendidikan nasional
menghadapi masalah memasuki era globalisasi yaitu era dunia terbuka. Di dalam
kaitan ini, kemampuan bangsa kita masih belum memadai di dalam rangka kerja
sama dan juga persaingan dengan bangsa-bangsa yang lain. Kedua masalah ini,
sekaligus harus dapat diatasi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia.
Langkah strategi pengembangan
pendidikan islam di era globalisasi yang dapat diterapkan, strategi ini adalah:
1.
Strategi
substantive: lembaga pendidikan islam perlu menyajikan program-program yang
koprehensip
2.
Strategi
bottom-up: berarti banyak lembaga Islam yang harus tumbuh dari bawah.
3.
Strategi
deregulatory: lembga pendidikan islam sedapat mungkin tidak terlalu terikat
pada ketentuan-ketentuan baku yang terlalu sentralistik dan mengikat.
4.
Steategi
coopertive: landasan pendidikan islam perlu mengembangkan jaringan kerjasama,
baik antara sesama lembaga pendidikan Islam ataupun dengan yang lainnya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah
suatu proses untuk mendewasakan manusia. Pendidikan dapat mengubah
manusia dari tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak baik menjadi baik. pendidikan
agama Islam adalah usaha sadar atau kegiatan yang disengaja dilakukan untuk
membimbing sekaligus mengarahkan anak didik menuju terbentuknya pribadi yang
utama (insan kamil) berdasarkan nilai-nilai etika islam dengan tetap memelihara
hubungan baik terhadap Allah Swt (HablumminAllah) sesama manusia
(hablumminannas), dirinya sendiri dan alam sekitarnya.
Secara garis besar ada 4 macam ruang lingkup pendidikan
dalam kehidupan yaitu: pendidikan pribadi, pendidikan keluarga, pendidikan
lembaga, dan pendidikan masyarakat. Dalam pendidikan juga butuh perencanaan
pendidikan dan upaya peningkatan mutu atau kualitas pendidikan agar tercapainya
tujuan pendidikan secara maksimal.
solusi strategis dengan menggagas
suatu format pendidikan alternatif yang
bersendikan pada dua cara yang lebih bersifat fungsional, yakni:
1. Pertama, Membangun lembaga pendidikan unggulan dengan semua komponen
berbasis Islam, yaitu: a) kurikulum yang paradigmatik, b) guru yang amanah dan
kafaah, c) proses belajar mengajar
secara Islami, dan d) lingkungan
dan budaya sekolah yang optimal.
2.
Kedua,
Membuka lebar ruang interaksi dengan keluarga dan masyarakat agar dapat
berperan optimal dalam menunjang proses pendidikan. Sinergi pengaruh positif
dari faktor pendidikan sekolah – keluarga – masyarakat inilah yang akan
menjadikan pribadi anak didik yang utuh sesuai dengan kehendak Islam.
Dari paparan di atas, maka implemetasinya adalah dengan
mewujudkan lembaga pendidikan Islam unggulan secara terpadu dalam bentuk Taman
Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT), Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT), Sekolah
Menengah Islam Terpadu (SMPIT), Sekolah Menengah Umum Terpadu (SMUIT), dan
Perguruan Tinggi Islam Terpadu.
B.
Saran
Demikianlah tugas penyusunan
makalah ini penulis
persembahkan. Harapan penulis agar makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
dipahami oleh para pembaca tentang Format Pendidikan Islam Masa Depan. Kritik
dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca yang budiman demi kesempurnaan
makalah ini. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, penulis minta
maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Jauhari, Heri Muchtar.
2008. Fikih Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Purwanto, Ngalim. 2007. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Salma, Dewi Prawiradilaga dan Eveline Siregar. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Tafsir, Ahmad, 2005. Ilmu
Pendidikan Dalam Persfektif Islam, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Vembriarto.
1993. Pengantar Perencanaan Pendidikan. Jakarta:
PT.Gramedia Widiasarana Indonesia.
[1] M.Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm.3
[2] Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.1
3 OP. Cit hal. 10
[4] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam
Persfektif Islam, (Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 45
[5] Heri
Jauhari Muchtar OP. Cit hlm.23
[6] Ibid
[7] Ibid hal. 171
[8] Vembriarto, Pengantar Perencanaan Pendidikan, (Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana
Indonesia, 1993), hlm.28-30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar