Jumat, 20 Desember 2013

FORMAT PENDIDIKAN ISLAM MASA DEPAN


FORMAT PENDIDIKAN ISLAM MASA DEPAN






DISUSUN OLEH :


NAMA            : KHAIRUNNISA
NIM             : 1209-12-06751
PRODI / KELAS  : PAI / F
SEMESTER        : III (TIGA)





SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN

TAHUN 2013

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat,taufik serta hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah dengan judul “Format Pendidikan Islam Masa Depan” dengan baik dan lancar.
Makalah ini ditulis dan disusun sedemikian rupa sehingga para pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan Format Pendidikan Islam Masa Depan.
Terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada seluruh dosen STAI Auliaurrasyidin Tembilahan dan semua pihak yang telah sudi membantu (baik materi maupun pikiran) dalam penyusunan makalah ini. Walaupun penyusunan makalah ini diusahakan secara maksimal namun adanya kekurangan tetap tidak dapat dihindarkan. Untuk itu penulis mengharapkan saran yang dapat dijadikan acuan untuk perbaikan makalah ini dari pembaca yang budiman.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.


                        Tembilahan,  Nopember 2013


                                   Penyusun



DAFTAR ISI

                                   
                                                                    Hlm
KATA PENGANTAR...................................    i
DAFTAR ISI.......................................   ii
BAB I. PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang................................    1
B.  Pemasalahan...................................    2
C.  Tujuan........................................    3
BAB II. PEMBAHASAN
A.  Pengertian Pendidikan.........................    4
B.  Pengertian Pendidikan Islam...................    5
C.  Macam-macam Ruang Lingkup Pendidikan..........   7
D.  Perencanaan Pendidikan........................    8
E.  Format Pendidikan Islam Masa Depan............    9
F.  Strategi Pengembangan Pendidikan Islam........   11
BAB III. PENUTUP
A.  Kesimpulan....................................   15
B.  Saran.........................................   16
DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menjadi semakin disadari bahwa pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam usaha mengangkat derajat kehidupan warga masyarakat dan derajat bangsa. Terlebih-lebih bila diakui bahwa usaha pembangunan adalah pembangunan manusia seutuhnya, menuju kesejahteraan lahir dan batin individu dan masyarakat.
Tatkala masyarakat sendiri yang menyelenggarakan pendidikan, tatkala itulah pendidikan sekedar dipandang sebagai peristiwa sosial. Hanya karena bertambahnya tuntutan, bertambahnya kompleksitas kehidupaan, pendidikan yang dilaksanakan masyarakat sendiri tanpa adanya intervensi dari pemerintah umumnya tidak memadai. Itulah sebabnya pengurusan masalah-masalah pendidikan dibutuhkan intervensi dari pemerintah.
Pendidikan ideal untuk generasi masa depan Indonesia harus berpijak pada pengembangan keutuhan seseorang peserta didik agar muncul self-realisationnya dengan baik. Sebagai sebuah proses pembangunan kualitas kemanusiaan, pencerdasan sejati, dan pembentukan manusia seutuhnya, pendidikan harus diarahkan untuk meningkatkan martabat manusia. Martabat tertinggi manusia yang mungkin dicapai melalui pendidikan adalah taqwa. Oleh karena itu tujuan pendidikan dalam islam adalah terbentuknya individu muttaqin. Tanpa pendidikan yang integrative yang mencakup seluruh dimensi manusia mustahil tujuan terbentuknya individu muttaqin tercapai. Dengan demikian, pendidikan seharunya mengajarkan kemampuan berfikir, bukan semata-mata mengisi pikiran, membentuk manusia terampil berfikir saintifik dan filosofis (kritis), mengembangkan kecerdasan religious dan spiritualnya, dan secara terus menerus melakukan pencerahan kalbunya sehingga ia sebagai manusia mampu merealisasikan amanah ibadah dan amanah risalah yang menjadi tanggungjawab kemanusiaannya. Dengan demikian ia akan menjadi orang yang terbaik, yang manfaat kebaikannya dapat dirasakan oleh manusia lain sebanyak-banyaknya. sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR al-QadhaI dari Jabir).
Pendidikan akhlak adalah bidang pendidikan yang terpenting dalam perspektif pendidikan Islam. Karena akhlak itu adalah kepribadian, maka paradigma pendidikannya sangat berbeda bila dibandingkan dengan pendidikan bidang-bidang pengetahuan dan keterampilan. Pendekatannya adalah pendekatan untuk pendidikan kepribadian.


B.   Permasalahan

Adapun permasalahan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah:
1.  Apa pengertian pendidikan?
2.  Apa pengertian Pendidikan Islam?
3.  Macam-macam ruang lingkup pendidikan?
4.  Apa yang dimaksud Perencanaan Pendidikan?
5.  Bagaimana format pendidikan Islam masa depan?
6.  Bagaimana Strategi Pengembangan Pendidikan Islam?


C.   Tujuan

Adapun tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa  dapat mengetahui Pengertian Pendidikan, Pengertian Pendidikan Islam, Macam-macam Ruang Lingkup Pendidikan, Perencanaan Pendidikan, Format Pendidikan Islam Masa Depan dan Strategi Pengembangan pendidikan Islam.



















BAB II
PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Pendidikan

Sebelum kita tinjau lebih lanjut apa yang dimaksud dengan pendidikan, terlebih dahulu perlu kiranya diterangkan dua istilah yang hampir sama bentuknya, yaitu paedagogie dan paedagogiek.  Paedagogie artinya pendidikan, sedangkan paedagogiek berarti ilmu pendidikan.[1]
Secara umum pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak baik menjadi baik. Pendidikan mengubah semuanya.[2] Atau dengan kata lain pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat.[3] Jadi, yang kita tuju dengan pendidikan kita ialah kedewasaan. Orang yang dewasa itu benar-benar mengetahui siapa dirinya dan apa yang diperbuat, baikkah atau burukkah itu.   Jadi, menjadi dewasa dan kedewasaan itu mempunyai arti kesusilaan juga. Ia mau mempertanggungjawabkan keadaannya dan segala perbuatannya. Ia secara morel telah menyesuaikan diri (mengidentifikasikan diri) dengan norma-norma kesusilaan.


B.    Pengertian Pendidikan Islam
Para ahli pendidikan islam telah mencoba memformutasi pengertian pendidikan Islam, di antara batasan yang sangat variatif tersebut adalah :
1. Al-Syaibany mengemukakan bahwa pendidikan agama islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai sesuatu aktivitas asasi dan profesi di antara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.
2. Muhammad fadhil al-Jamaly mendefenisikan pendidikan Islam sebagai upaya pengembangan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurnah, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan maupun perbuatanya.
3. Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (insan kamil)
4. Ahmad Tafsir mendefenisikan pendidikan islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam (Tafsir, 2005 : 45) [4]
Adapun pengertian lain pendidikan agama islam secara alamiah adalah manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan sampai meninggal, mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula kejadian alam semesta ini diciptakan Tuhan melalui proses setingkat demi setingkat, pola perkembangan manusia dan kejadian alam semesta yang berproses demikian adalah berlangsung di atas hukum alam yang ditetapkan oleh Allah sebagai “sunnatullah”
Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmani juga harus berlangsung secara bertahap oleh karena suatu kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan dan pertumbuhan dapat tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi proses ke arah tujuan akhir perkembangan atau pertumbuhannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar atau kegiatan yang disengaja dilakukan untuk membimbing sekaligus mengarahkan anak didik menuju terbentuknya pribadi yang utama (insan kamil) berdasarkan nilai-nilai etika islam dengan tetap memelihara hubungan baik terhadap Allah Swt (HablumminAllah) sesama manusia (hablumminannas), dirinya sendiri dan alam sekitarnya.

C.    Macam-macam Ruang Lingkup Pendidikan
1. Pendidikan Pribadi
Pendidikan pribadi merupakan landasan atau moral utama dalam pembinaan terhadap pendidikan keluarga, lembaga dan masyarakat. Seperti firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 44 yang artinya:“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan sedangkan kamu melupakan kewajiban dirimu sendiri…”.[5]
Rasulullah menyarankan untuk memulai segala sesuatu yang baik dari diri sendiri terlebih dahulu. “Mulailah dari dirimu sendiri”.[6]
Dalam hal pendidikan pribadi ini kita harus berupaya dan melatih diri untuk meneladani perilaku Rasulullah. Mewujudkan hal itu bukanlah suatu hal yang mudah, karena ini suatu proses tentu saja memerlukan waktu yang cukup lama bahkan bisa jadi seumur hidup kita. Tapi bagaimana kita harus berupaya untuk mewujudkannya.

2. Pendidikan Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat. Baik tidaknya suatu masyarakat ditentukan oleh baik tidaknya keadaan keluarga umumnya pada masyarakat tersebut. Oleh karena itu apabila kita menghendaki terwujudnya suatu masyarakat yang baik, tertib dan diridhai Allah, mulailah dari keluarga.


3. Pendidikan Lembaga
Pendidikan lembaga di sini maksudnya adalah pendidikan yang diselenggarakan atau yang berlangsung di suatu lembaga; misalnya di sekolah, madrasah dan perguruan tinggi.

4. Pendidikan Masyarakat
Pendidikan masyarakat identik dengan dakwah. Masyarakatlah subjek dan sekaligus objek dakwah. Mendidik masyarakat berarti berdakwah. Begitu sebaliknya, berarti membina, mengarahkan, menasihati, serta menjadikan masyarakat agar baik atau lebih baik keadaannya.[7]

D.    Perencanaan Pendidikan
Perencanaan pendidikan dalam arti seluas-luasnya, adalah penggunaan analisa yang bersifat rasional dan sistematis terhadap proses pengembangan pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien dalam menanggapi kebutuhan dan tujuan murid-murid dan masyarakat.
  Dewasa ini perencanaan pendidikan telah berkembang menjadi “disiplin” atau “cabang ilmu pengetahuan”, yang baru. Perencanaan pendidikan itu dipandang dari sudut ideologi berbeda-beda. Sedangkan dipandang dari sudut metodologi bersifat fleksibel, artinya dapat disesuaikan dengan sistem sosial dan taraf perkembangan yang berbeda-beda dari berbagai masyarakat. Konsep-konsep dan prinsip perencanaan pendidikan itu bersifat universal, applicable untuk setiap masyarakat, hanyalah penetapannya tergantung pada keadaan. Dengan menggunakan status pendidikan yang ada, perencanaan mengarahkan ke status di masa depan. Inilah aspek dinamik perencanaan pendidikan. Perencanaan pendidikan itu merupakan suatu momen dalam keseluruhan proses management pendidikan. Perencanaan pendidikan itu menolong kita untuk mencapai hasil-hasil yang besar meskipun dengan sumber-sumber yang terbatas.
   Ada empat persoalan yang dibahas oleh perencanaan pendidikan yaitu:
1.  Tujuan, apakah yang dicapai dengan perencanaan itu,
2.  Status sistem pendidikan yang ada, bagaimanakah keadaan yang ada sekarang,
3.  Kemungkinan-kemungkinan pilihan, Kemungkinan-kemungkinan apakah yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan itu, dan
4.  Strategi, cara yang terbaik untuk mencapai tujuan.[8]

E.    Format Pendidikan Islam Masa Depan
Satu-satunya cara yang harus dilakukan untuk keluar dari krisis pendidikan adalah mengembalikan proses pendidikan kepada konsepsi pendidikan Islam yang benar. Secara paradigmatis, aqidah Islam harus dijadikan sebagai penentu arah dan tujuan pendidikan, penyusunan kurikulum dan standar nilai ilmu pengetahuan serta proses belajar mengajar, termasuk penentuan kualifikasi guru serta budaya sekolah yang akan dikembangkan. Paradigma baru yang berasaskan pada aqidah Islam ini harus berlangsung secara berkesinambungan pada seluruh jenjang pendidikan yang ada, mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi.
Selain itu, harus dilakukan pula solusi strategis dengan menggagas suatu format pendidikan alternatif yang bersendikan pada dua cara yang lebih bersifat fungsional, yakni:
1. Pertama, Membangun lembaga pendidikan unggulan dengan semua komponen berbasis Islam, yaitu:
a) kurikulum yang paradigmatik,
b) guru yang amanah dan kafaah,
c) proses belajar mengajar secara Islami, dan
d) lingkungan dan budaya sekolah yang optimal.
 Dengan melakukan optimasi proses belajar mengajar serta melakukan upaya meminimasi pengaruh-pengaruh negatif yang ada dan pada saat yang sama meningkatkan pengaruh positif pada anak didik, diharapkan pengaruh yang diberikan pada pribadi anak didik adalah positif sejalan dengan arahan Islam.

2. Kedua, Membuka lebar ruang interaksi dengan keluarga dan masyarakat agar dapat berperan optimal dalam menunjang proses pendidikan. Sinergi pengaruh positif dari faktor pendidikan sekolah – keluarga – masyarakat inilah yang akan menjadikan pribadi anak didik yang utuh sesuai dengan kehendak Islam.
Dari paparan di atas, maka implemetasinya adalah dengan mewujudkan lembaga pendidikan Islam unggulan secara terpadu dalam bentuk Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT), Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT), Sekolah Menengah Islam Terpadu (SMPIT), Sekolah Menengah Umum Terpadu (SMUIT), dan Perguruan Tinggi Islam Terpadu.

F.    Strategi Pengembangan Pendidikan Islam

Pembangunan Nasional kita yang berhakekat bersasaran jangka panjang untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya dan membangun seluruh masyarakat Indonesia adalah strategi pembangunan yang bersifat integralistik kolosal, meliputi segala bidang kehidupan bangsa, termasuk kehidupan beragama.
Bersumber dari Alqur’an, jika kita pelajari secara mendalam maka dapat kita temukan perintah atau ajakan Allah untuk berpikir secara kritis, analitis, dan sintesis tentang ciptaan Allah, adalah suatu bukti bahwa Alqur’an secara nyata memberikan dorongan kepada manusia agar menganalisis dan mengembangkan ilmu dan teknologi.
Pendidikan islam yang tugas pokoknya menelaah dan menganalisis serta mengembangkan pemikiran, informasi, dan fakta-fakta kependidikan yang sebangun dengan nilai-nilai ajaran islam harus mampu mengetengahkan perencanaan program-program dan kegiatan-kegiatan operasional kependidikan terutama yang berkaitan dengan pengembangan dan pemanfaatan iptek modern dalam bidang kehidupan sosial dan keagamaan umat. Strategi pendidikan islam dalam menghadapi tantangan modernisasi berkat kemajuan iptek itu mencakup ruang lingkup sebagai berikut:
1. Motivasi kreativitas anak didik ke arah pembangunan iptek, dimana nilai-nilai islami menjadi sumber acuannya
2. Mendidik ketrampilan memanfaatkan produk iptek bagi kesejahteraan hidup umat manusia pada umumnya dan umat islam pada khususnya
3. Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan iptek
4. Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa depan umat manusia melalui kemampuan menginterpretasikan ajaran agama dari sumber-sumbernya dengan masa depan kehidupan manusia
Pendidikan agama Islam sebagai salah satu pendukung utama pendidikan nasional dalam rangka meningkatkan kualitas manusia Indonesia, memberi warna bagi peningkatan iman dan takwa (Imtak) dalam upaya mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dewasa ini. Keseimbangan antara kemajuan iptek dan imtak diharapkan menghasilkan cendekiawan muslim yang memiliki rasa tanggung jawab dunia dan akhirat. Kemajuan iptek yang dilepaskan dari dimensi agama ataupun sebaliknya, berkecendrungan pada apa yang disinyalir oleh Einstein dalam ucapannya yang termasyhur: science without religion is blind, religion without science is lame (ilmu tanpa agama itu buta, sedangkan agama tanpa ilmu akan menjadi lumpuh).
Pendidikan agama Islam mengandung arti yang luas, karena tidak hanya menyangkut pendidikan dalam arti pengetahuan, namun juga pendidikan dalam arti kepribadian. Pendidikan dalam arti pengetahuan tidak akan ada artinya kalau tidak melibatkan pendidikan kepribadian, karena pendidikan agama tidak cukup diukur pada ranah kognetif semata, namun juga melibatkan ranah afektif dan psikomotorik. Pendidikan Agama Islam justru diharapkan mampu merasuk ke dalam penghayatan, sehingga sikap dan tingkah laku sipenganut agama akan sejalan dengan pengetahuan keagamaan yang dimilikinya.
Pendidikan kita dalam era reformasi menghadapi dua tuntutan sekaligus. Pertama, tuntutan masyarakat terhadap mutu pendidikan kita yang rendah, dan kedua belum relevannya pendidikan dengan tuntutan perkembangan masyarakat. Sejalan dengan itu pendidikan nasional menghadapi masalah memasuki era globalisasi yaitu era dunia terbuka. Di dalam kaitan ini, kemampuan bangsa kita masih belum memadai di dalam rangka kerja sama dan juga persaingan dengan bangsa-bangsa yang lain. Kedua masalah ini, sekaligus harus dapat diatasi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
Langkah strategi pengembangan pendidikan islam di era globalisasi yang dapat diterapkan, strategi ini adalah:
1. Strategi substantive: lembaga pendidikan islam perlu menyajikan program-program yang koprehensip
2. Strategi bottom-up: berarti banyak lembaga Islam yang harus tumbuh dari bawah.
3. Strategi deregulatory: lembga pendidikan islam sedapat mungkin tidak terlalu terikat pada ketentuan-ketentuan baku yang terlalu sentralistik dan mengikat.
4. Steategi coopertive: landasan pendidikan islam perlu mengembangkan jaringan kerjasama, baik antara sesama lembaga pendidikan Islam ataupun dengan yang lainnya.








BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. Pendidikan dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak baik menjadi baik. pendidikan agama Islam adalah usaha sadar atau kegiatan yang disengaja dilakukan untuk membimbing sekaligus mengarahkan anak didik menuju terbentuknya pribadi yang utama (insan kamil) berdasarkan nilai-nilai etika islam dengan tetap memelihara hubungan baik terhadap Allah Swt (HablumminAllah) sesama manusia (hablumminannas), dirinya sendiri dan alam sekitarnya.
Secara garis besar ada 4 macam ruang lingkup pendidikan dalam kehidupan yaitu: pendidikan pribadi, pendidikan keluarga, pendidikan lembaga, dan pendidikan masyarakat. Dalam pendidikan juga butuh perencanaan pendidikan dan upaya peningkatan mutu atau kualitas pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal.
solusi strategis dengan menggagas suatu format pendidikan alternatif yang bersendikan pada dua cara yang lebih bersifat fungsional, yakni:
1.  Pertama, Membangun lembaga pendidikan unggulan dengan semua komponen berbasis Islam, yaitu: a) kurikulum yang paradigmatik, b) guru yang amanah dan kafaah,  c) proses belajar mengajar secara Islami, dan       d) lingkungan dan budaya sekolah yang optimal.

2.    Kedua, Membuka lebar ruang interaksi dengan keluarga dan masyarakat agar dapat berperan optimal dalam menunjang proses pendidikan. Sinergi pengaruh positif dari faktor pendidikan sekolah – keluarga – masyarakat inilah yang akan menjadikan pribadi anak didik yang utuh sesuai dengan kehendak Islam.
Dari paparan di atas, maka implemetasinya adalah dengan mewujudkan lembaga pendidikan Islam unggulan secara terpadu dalam bentuk Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT), Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT), Sekolah Menengah Islam Terpadu (SMPIT), Sekolah Menengah Umum Terpadu (SMUIT), dan Perguruan Tinggi Islam Terpadu.


B.  Saran
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini penulis persembahkan. Harapan penulis agar makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipahami oleh para pembaca tentang Format Pendidikan Islam Masa Depan. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca yang budiman demi kesempurnaan makalah ini. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, penulis minta maaf yang sebesar-besarnya.



DAFTAR PUSTAKA


Jauhari, Heri Muchtar. 2008. Fikih Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Purwanto, Ngalim. 2007. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Salma, Dewi Prawiradilaga dan Eveline Siregar. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.   

Tafsir, Ahmad, 2005. Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Vembriarto. 1993. Pengantar Perencanaan Pendidikan. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia.





[1] M.Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.3
[2] Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.1
3   OP. Cit hal. 10

[4] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 45


[5]  Heri Jauhari Muchtar OP. Cit  hlm.23

[6]  Ibid
[7]  Ibid hal. 171
[8] Vembriarto, Pengantar Perencanaan Pendidikan, (Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, 1993), hlm.28-30


Tidak ada komentar:

Posting Komentar