LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Dalam
Rangka Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran
DOSEN PENGAMPU :
HASNAWATI, S.Pdi, M.M

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK X (SEPULUH)
NAMA : 1. ANITA
2. IBNU
SABIL
3. KHAIRUNNISA
4. TRI
JULIANTI
PRODI
/ KELAS : PAI / F
SEMESTER : V
(LIMA)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN

KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan
hati penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas limpahan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah
bidang diklat Media Pembelajaran dengan judul “Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran”
dengan baik dan lancar.
Makalah
ini ditulis dan disusun sedemikian rupa sehingga para pembaca dapat dengan
mudah memahami dan mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan Lingkungan
Sebagai Media Pembelajaran.
Terima
kasih yang sedalam-dalamnya kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Media
Pembelajaran, Ibu Hasnawati, S.Pdi, M.M dan semua pihak yang telah
sudi membantu (baik materi maupun pikiran) dalam penyusunan makalah ini.
Walaupun penyusunan makalah ini diusahakan secara maksimal namun adanya
kekurangan tetap tidak dapat dihindarkan. Untuk itu penulis mengharapkan saran
yang dapat dijadikan acuan untuk perbaikan makalah ini dari pembaca yang
budiman.
Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Tembilahan, Nopember 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Hlm
KATA PENGANTAR...................................... . i
DAFTAR ISI.......................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................. 1
B. Pemasalahan.................................... 2
C. Tujuan......................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingkungan.......................... 3
B.
Jenis Lingkungan
Belajar....................... 3
C.
Tekhnik Menggunakan
Lingkungan................. 6
D.
Langkah Dan Prosedur Penggunaan Lingkungan Sebagai Media
Pembelajaran/Sumber Belajar.................... 9
E. Kelemahan
Dan Kelebihan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran/Sumber Belajar................... 11
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan.................................... 13
B. Saran......................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini guru telah banyak
menggunakan media grafis, tiga dimensi, dan proyeksi. Media tersebut pada
dasarnya bertujuan untuk memvisualkan fakta, gagasan, kejadian, peristiwa,
dalam bentuk tiruan dari keadaan yang sebenarnya untuk dibahas di dalam kelas dalam
membantu proses pengajaran. Di sisi lain pihak guru dan siswa bisa mempelajari
keadaan yang sebenarnya di luar kelas dengan menghadapkan para siswa kepada
lingkungan yang actual dan efektif serta efisien untuk dipelajari dan diamati
dalam hubungannya dengan proses belajar dan mengajar. Cara ini lebih bermakna
dari pada pengajaran di kelas, karena para siswa dihadapkan dengan peristiwa
dan keadaan yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih factual,
dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan hal di atas, maka di
dalam makalah ini akan membahas banyak hal tentang lingkungan sebagai sumber
belajar. Seperti pengertian lingkungan itu sendiri, tujuan lingkungan sebagai
sumber belajar, jenis – jenis lingkungan belajar, teknik menggunakan
lingkungan, langkah dan prosedur penggunaan. Semoga dengan makalah ini , para
pembaca dapat mengambil hikmah dan manfaatnya, serta dapat menambah pengetahuan
tentang linkungan sebagai sumber belajar.
B. Permasalahan
Adapun permasalahan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah:
1.
Apa pengertian dari lingkungan?
2.
Apa saja jenis lingkungan belajar?
3.
Bagaimana teknik menggunakan lingkungan?
4.
Bagaimana langkah dan prosedur penggunaan lingkungan sebagai
media pembelajaran/sumber belajar?
5.
Apa kelemahan dan kelebihan lingkungan sebagai media
pembelajaran/sumber belajar?
C. Tujuan
Adapun
tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat Memahami pengertian lingkungan, jenis lingkungan belajar, teknik menggunakan
lingkungan, langkah dan prosedur penggunaan lingkungan sebagai media
pembelajaran/sumber belajar serta kelemahan dan kelebihan lingkungan sebagai
media pembelajaran/sumber belajar.

BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Lingkungan
Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia lingkungan diartikan sebagai bulatan yang
melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di
suatu daerah. Dalam Kamus Bahasa Inggris istilah lingkungan ini cukup beragam,
diantaranya circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment,
yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada
di sekitar atau sekeliling.
Dalam literature lain disebutkan bahwa lingkunga itu
merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk
di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya.
Lingkungan ini terdiri dari unsur – unsur biotik (makhluk hidup), abiotik
(benda mati), dan budaya manusia. [1]
Jadi, lingkungan sember belajar
adalah suatu tempat atau ruangan yang terdiri dari makhluk hidup dan benda mati
yang dimanfaatkan manusia untuk belajar sehingga tercipta budaya manusia.
B. Jenis Lingkungan Belajar
Kondisi lingkungan itu sangat berpengaruh sekali terhadap
proses dan hasil belajar. Sehingga, dilihat dari sudut pandang kondisi
lingkungan, lingkungan ini dapat di bagi menjadi dua, yaitu lingkungan alam dan
lingkungan social. Lingkungan alam seperti keadaan suhu, kelembapan,kepengapan
udara, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan social adalah yang berkaitan dengan
interaksi manusia. Seperti obrolan di sekitar kelas, teriakan siswa di
lapangan. Karena itu, sekolah hendaknya didirikan dalam lrngkungan yang
kondusif untuk belajar.
[2]
Lingkungan masyarakat yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pendidikan dan pengajaran secara umum dapat dibedakan menjadi tiga jenis
lingkungan belajar, yaitu sebagai berikut:[3]
1. Lingkungan Sosial
Lingkungan
social sebagai sumber belajar ini berkenaan dengan interaksi manusia dengan
kehidupan bermasyarakat. Seperti organisasi social, adat dan kebiasaan, mata
pencahaarian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan,
agama, dan system nilai. Lingkungan social ini biasanya digunakan untuk
mempelajari ilmu-ilmu social dan kemanusiaan. Dan dalam praktek pengajaran yang
memanfaatkan lingkungan social sebagai media dan sumber belajar hendaknya
dimulai dari lingkungan yang dekat dahulu. Seperti keluarga, tetangga, RT, RW,
kampung, desa, kecamatan, dan seterusnya.kemudian, pengajaran tersebut harus
disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan tingkat perkembangan anak didik.
Misalnya dalam materi pelajaran zakat, siswa diberi tugas untuk mengumpulkan
zakat di masjid sekitar rumah secara berkelompok, lalu mendata warga yang
berhak mendapatkan zakat, setelah itu siswa membagikan zakat tersebut kepada
orang – orang yang berhak.
Melalui
kegiatan belajar yang seperti itu, siswa lebih aktif dan lebih produktif,
karena mereka mengarahkan usahanya untuk memperoleh informasi dan pengalaman
yang sebanyak banyaknya dari sumber – sumber yang nyata dan factual.
2. Lingkungan Alam
Lingkungan
alam ini berkaitan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti keadaan
geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora, fauna, dan sumber daya
alam. Lingkungan alam tepat digunakan untuk bidang studi ilmu pengetahuan alam.
Aspek–aspek
lingkungan alam ini dapat dipelajari secara langsung oleh para siswa dengan
mudah, melalui pengamatan dan pencatatan secara pasti. Karena mengingat sifat–sifat
dari gejala alam relative tetap tidak seperti dalam lingkungan social. Misalnya
dalam mengamati perubahan-perubahan yang terjadi di dalam proses pertumbuhan
makhluk. Gejala lain yang dapat dipelajari adalah kerusakan – kerusakan
lingkungan alam termasuk factor penyebabnya seperti erosi, penggundulan hutan,
pencemaran air, tanah, udara, dan sebagainya.
Dengan
mempelajari lingkungan alam, diharapkan para siswa dapat lebih memahami materi
pelajaran di sekolah serta dapat menumbuhkan cinta alam, kesadaran untuk
menjaga dan memelihara lingkungan, turut serta dalam menanggulangi kerusakan
dan pencemaran lingkungan serta tetap menjaga kelestarian kemampuan sumber daya
alam bagi kehidupan manusia.
3. Lingkungan Buatan
Selain
lingkungan social dan lingkunga alam yang sifatnya alami, ada juga yang disebut
lingkungan buatan,yaitu lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibuat oleh
manusia untuk tujuan–tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Lingkungan buatan ini terdiri dari irigasi atau pengairan, bendungan,
pertamanan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan, dan pembangkit tenaga listrik.
Siswa
dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek, seperti prosesnya,
pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek lain
yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada
umumnya. Lingkungan buatan ini dapat dikaitkan dengan berbagai pelajaran yang
diberikan di sekolah.
Dari
ketiga lingkungan belajar di atas, dapat dimanfaatkan oleh sekolah dalam proses
belajar–mengajar melalui perencanaan yang saksama oleh para guru bidang study
baik secara individu maupun kelompok. Penggunaan lingkungan belajar dapat
dilakukan pada pada jan pelajaran maupun di luar jam pelajaran seperti
pemberian tugas. Dengan demikian, fungsi dari lingkungan adalah untuk
memperkaya materi pengajaran, memperjelas prinsip, dan konsep yang dipelajari
dalam bidang study dan dapat dijadikan sebagai laboratorium belajar para siswa.
C. Tekhnik Menggunakan Lingkungan
Dalam memanfaatkan lingkungan belajar
itu harus mengetahui teknik–tekniknya terlebih dahulu. Agar para guru yang
menggunkannya dapat efektif dan efisien. Dan ada beberapa cara dalam
mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar, yaitu sebagai berikut: [4]
1. Survey
Yaitu
siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk mempelajari dan
mengamati proses social, budaya, ekonomi, kependudukan, dan lain– lain.
Kegiatan ini dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan nara sumber,
mempelajari data atau dokumen yang ada, dan lain–lain. Lalu, hasilnya dicatat
dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama dan disimpulkan oleh guru dan
siswa untuk melengkapi bahan pengajaran. Pelajaran yang dapat digunakan untuk
survey diutamakan bidang study ilmu social dan kemasyarakatan.
2. Kamping atau berkemah
Kegiatan
berkemah ini membutuhkan waktu yang cukup lama, karena siswa harus dapat
menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana, dan lain –
lain. Berkemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi, biologi,
kimia, dan fisika.
3. Field trip atau
karyawisata
Karyawista
adalah kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari obyek tertentu sebagai
bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Sebelum karyawisata
dilaksanakan, terlebih dahulu direncanakan objek yang akan dipelajari, cara
mempelajarinya, dan kapan sebaiknya dipelajari.objek karyawisata harus sesuai
dengan bahan pengajaran, misalnya museum ubtuk pelajaran sejarah, kebun
binatang untuk pelajaran biologi dan sebagainya. Karyawisata selain untuk
kegiatan belajar juga untuk rekreasi yang mengandung nilai edukatif.
4. Praktik Lapangan
Praktil
lapangan ini dilaksanakan oleh para siswa untuk memperoleh keterampilan dan
kecakapan khusus. Misalnya mahasiswa tarbiyah dan keguruan diterjunkan ke
sekolah SMP untuk melatih kemampuan sebagai guru di sekolah. Siswa SMK dikirim
ke perusahaan untuk mempelajari dan memepraktikkan pembukuan, akuntansi, dan
lain-lain. Dengan demikian, praktik lapangan berkaitan dengan keterampilan tertentu
sehingga lebih tepat untuk sekolah–sekolah kejuruan.
5. Mengundang Nara sumber
Teknik
kelima ini berbeda dengan teknik – teknik sebelumnya. Jika pada teknik
sebelumnya kelas dibawa ke masyarakat, sedangkan pada nara sumber mengundang
tokoh masyarakat ke sekolah untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya di
hadapan para siswa. Nara sumber yang diundang, hendakanya relevan dengan
kebutuhan belajar siswa, sehingga apa yang diberikan oleh nara sumber dapat
memperkaya materi yang diberikan guru di sekolah. Dan criteria nara sumber
dilihat dari keahliannya dalam suatu bidang tertentu yang diperlukan bukan
jabatan atau kedudukannya.
6. Proyek Pelayanan dan Pengabdian pada Masyarakat
Cara ini
dapat dilakukan, apabila sekolah ( guru dan siswa secara bersama – sama
melakukan kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan,
penyuluhan, partisipasi dalam kegiatan masayarakat dan kegiatan lain yang
diperlukan). Cara ini memiliki manfaat yang baik bagi para siswa maupun bagi
masayarakat setempat. Bagi siswa bermanfaat untuk penerapan kecakapan dan
keterampilan belajarnya dalam bidang tertentu. Sedangkan bagi masyarakat
bermanfaat untuk memperbaiki keadaan yang seharusnya menjadi garapan masyarakat
itu sendiri.
D. Langkah Dan Prosedur Penggunaan
Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran/Sumber Belajar
Memanfaatkan lingkungan sebagai
media dan sumber belajar dalam proses pengajaran memerlukan persiapan dan
perencanaan yang matamg dari para guru. Tanpa perencanaan yang matang kegiatan
belajar siswa tidak bisa terkendali, sehingga tujuan pengajaran tidak tercapai
dan siswa tidak melakukan kegiatan belajar sesuai dengan yang diharapkan. Maka
dari itu ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan lingkungan
sumber belajar, sebagai berikut: [5]
1. Langkah Persiapan
Langkah–langkah
yang harus ditempuh pada persiapan diantaranya:
a. Menentukan tujuan belajar yang berhubungan dengan pembahasan
bidang study tertentu.
b. Menentukan obyek yang harus dipelajari dan dikunjungi.
c. Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan.
d. Guru dan siswa mempersiapkan perizinan jika diperlukan.
e. Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar.
Persiapan
tersebut dibuat guru dan siswa pada waktu belajar bidang study yang
bersangkutan, atau dalam program akhir semester.
2. Langkah Pelaksanaan
Pada
langkah ini para guru dan siswa melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan
sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan. Biasanya kegiatan ini diawalai
dengan penjelasan petugas mengenai objek yang akan dipelajari. Dalam penjelasan
tersebut, siswa dapat bertanya untuk menghemat waktu, dan mencatat hal–hal yang
penting. Setelah itu, siswa dibimbing oleh petugas untuk melihat dan mengamati
objek yang akan dipelajari. Dalam proses ini, petugas menjelaskan proses kerja,
mekanismenya, dan hal–hal yang lain. Lalu, siswa dapat berkumpul dengan
kelompoknya dan mendiskusikan hasil catatannya untuk melengkapi dan memahami
materi yang dipelajarinya.
Di akhir
kunjungan, guru dan para siswa mengucapkan terima kasih kepada petugas atau
pimpinan obyek tersebut. Bagi obyek kunjungan yang sifatnya tidak memerlukan
petugas, para siswa dapat langsung bisa melihat dan mengamati objek, serta
langsung bisa mewawancarai nara sumber.
3. Tindak Lanjut
Tindak
lanjut dari kegiatan belajar “pelaksanaan” di atas adalah kegiatan belajar di
kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan belajar.
Setiap kelompok diminta untuk melaporkan hasil–hasil dari pengamatan untuk
dibahas bersama. Selain itu, guru juga dapat meminta para siswa untuk
menyampaikan kesan – kesannya dari kegiatan belajar tersebut.
Di lain
pihak, guru juga memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil
yang dicapainya. Tugas lanjutan dari kegiatan belajar tersebut dapat diberikan
sebagai pekerjaan rumah, misalnya menyusun laporan yang lebih lengkap dan
ilmiah.
Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar itu banyak manfaatnya, baik dari segi motivasi belajar, kegiatan belajar,
kekayaan informasi, hubungan social siswa dan sebagainya.dan proses pengajaran
yang mengoptimalakan lingkungan sebagai sumber belajar dikenal dengan
pendekatan ekologis.
Dalam
upaya pembaharuan kurikulum melalui kurikulum muatan local pendekatan lingkungan
mutlak diperlukan, sehingga lingkungan di sekitarnya benar–benar menjadi tujuan
dan sumber belajar para siswa dalam proses pendidiksn dsn pengajaran.
E. Kelemahan
Dan Kelebihan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran/Sumber Belajar
1. Kelemahan lingkungan sebagai sumber belajar ini sering
terjadi dalam teknis pengaturan waktu dan kegiatan belajar, seperti:
a. Kegiatan
belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa
ke tempat tujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan, sehingga ada
kesan main–main.
b. Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan
mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan
waktu untuk belajar di kelas.
c. Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar
hanya terjadi di dalam kelas.
2. Kelebihan dari lingkungan sebagai sumber belajar ini cukup
banyak, antara lain:
a. Kegiatan belajar menarik dan tidak
membosankan bagi siswa.
b. Hakikat belajar akan lebih bermakna,
karena siswa dihadapakan langsung dengan keadaan yang sebenarnya.
c. Bahan–bahan yang dipelajari lebih
banyak dan factual, sehingga kebenaran lebih akurat.
d. Kegiatan belajar siswa lebih
komprehensip dan lebih aktif.
e. Sumber belajar menjadi lebih kaya,
karena lingkungan yang dipelajari bisa beranekaragam.
![]() |
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah
disebutkan dapat disimpulkan bahwa lingkungan
sember belajar adalah suatu tempat atau ruangan yang terdiri dari makhluk hidup
dan benda mati yang dimanfaatkan manusia untuk belajar sehingga tercipta budaya
manusia. Lingkungan sebagai sumber belajar para siswa dapat dioptimalkan dalam
proses pengajaran dan pembelajaran untuk memperbanyak bahan dan kegiatan
belajar siswa di sekolah.
Ada
tiga macam lingkungan belajar, yaitu lingkungan social, lingkungan alam, dan
lingkungan buatan. Dan prosedur belajar untuk memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar yaitu melalui survey, berkemah, karyawisata pendidikan, praktik
lapangan, nara sumber, dan pelayanan pada masyarakat.
B.
Saran
Demikianlah tugas penyusunan
makalah ini kami persembahkan. Harapan kami agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat berhasil
secara maksimal. Maka perlu dipersiapkan secara matang melalui tiga tahapan
kegiatan yaitu tahapanpersiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Dalan setiap
tahapan tersebut, hendakanya guru dan siswa dilibatkan.Sehingga para siswa
memiliki rasa tanggungjawab terhadap semua kegiatan belajar dan pemanfaatan
lingkungan belajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Munadi,
Yudhi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
Sudjana,
Nana. 2005. Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya). Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
http://ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-untuk-anak-usia-dini/ (diakses tanggal 21 Nopember 2014)
![]() |
|||
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar